MERRY CHRISTMAS and
HAPPY NEW YEAR! XD
Maaf telat ngucapin. T^T Sebenarnya udah niat mau ngucapin pas tanggal 25 Desember dan tanggal 1 Desember pukul OO.OO. #jiah #lebay
Tapi mau gimana lagi? Udah keburu ngantuk dan sibuk! >.< #plak
Yosh! Kali ini kita akan membahas mengenai cara/kebiasaan orang-orang Jepang dalam meramaikan/merayakan Hari Natal dan Tahun Baru.
Natal
Penganut agama Katolik atau Kristen di Jepang sangat minoritas. Karena kebanyakan orang Jepang ialah atheis (ini yang saya gak suka sebenarnya, tapi tetep LOVE JAPAN! XD), mereka merayakan Natal tanpa bernuansa agama. Mereka merayakan Natal dengan cara mereka sendiri.
Secara umum, hari raya Natal di Jepang kalah pamornya dibandingkan dengan hari raya Tahun Baru. Di sana, Tahun Baru dianggap lebih penting daripada hari Natal. Tetapi meskipun hari Natal juga diperingati dengan cukup meriah di Jepang, baik dengan tukar-menukar kado, makan malam bersama, maupun memasang pohon Natal, semua itu hanya didasari pada rasa ketertarikan pada tradisi negara-negara Barat dalam merayakan Natal; bisa dikatakan mereka hanya ikut-ikutan. Selain itu, toko-toko yang ikut memeriahkan Natal di Jepang hanya menggembar-gemborkan Natal dan menjual ornamen-ornamen Natal. Natal dirayakan, tidak lain hanya untuk alasan komersial saja.
Di Jepang, tradisi tukar menukar kado memang sudah biasa dilakukan, sehingga pada momen ini hampir semua orang ikut serta dalam tukar menukar kado. Hampir seperti di negara barat, di Jepang umat Kristiani akan menghias rumah dengan
mistletoe dan pohon Natal.
Uniknya, pada malam tahun baru, seluruh anggota keluarga diwajibkan memakai pakaian terbaik mereka dan berdandan rapi. Kemudian mereka akan berbaris dipimpin oleh sang ayah mengelilingi rumah. Ritual ini dipercaya sebagai ritual untuk mengusir setan. Kemudian sang ayah akan melempar setiap sudut ruangan dengan kacang kering agar tidak ada roh jahat yang mau tinggal.
Di Jepang juga saat musim Natal berarti satu hal, yaitu ayam goreng KFC. Unggas termasuk binatang langka di Jepang. Oleh karena itu di tahun 1970-an KFC mulai melihat kesempatan untuk memulai tradisi Natal dengan mengiklankan ayam KFC menjadi bagian penting dalam musim liburan di Jepang. Sekarang orang Jepang rela mengantri hingga sebulan sebelum perayaan Natal untuk menikmati lezatnya KFC.
Makan kue natal bersama. Pada malam natal, tanggal 24 Desember, untuk keluarga yang punya anak mereka biasa membeli kue natal dan makan bersama. Jadi tanggal 24 Desember hampir semua toko menjual kue natal dengan berbagai ragam. Penjual roti atau kue natalpun tak kalah menarik, mereka memakain baju santa klaus. Anak-anakpun jadi senang melihatnya. Mereka ikut menikmati hari Natal dengan suasana gembira.
Pergi bersama sang kekasih. Malam Natal adalah sangat istimewa bagi pria atau wanita bujang di Jepang. Hampir semua anak remaja di Jepang mereka sangat ingin dan sedapat mungkin melewatkan malam Natal dengan pacar mereka. Malam Natal menjadi malam yang romantis, suasana ini ditambah dengan indahnya lampu-lampu yang menghias hampir di semua sudut kota. Bagi pasangan anak muda, malam natal adalah malam yang sedapat mungkin bisa dilewatkan bersama dalam suasana gembira.
Hadiah Natal. Bagi anak-anak, Natal selalu dikaitkan dengan hadiah. Ini memang sangat berkaitan dengan cerita Santa Klaus yang membagi-bagikan hadiah. Berbagi hadiah merupakan suatu hal yang membuat anak-anak gembira. Ada juga perusahaan yang membagikan hadiah untuk pegawainya di saat Natal, jadi tidak hanya anak-anak saja. Bagi mereka yang tidak menganut agama katolik/kristen mereka menyambut dan merayakan sebagai sesuatu hari yang menggembirakan.
Banyak tradisi Barat dalam merayakan Natal yang diadopsi oleh orang Jepang. Memang sudah merupakan kebiasaan orang Jepang untuk mencari sesuatu yang menarik dari negara-negara Barat dan kemudian mengubahnya menjadi sesuatu yang kental dengan khas Jepang. Selain tukar-menukar kado, keluarga-keluarga Jepang juga makan kalkun pada hari Natal, dan bahkan ada pohon Natal di beberapa tempat umum. Mereka menghias rumah mereka dengan pohon cemara, dan puji-pujian Natal dikumandangkan dengan sukacita di beberapa rumah. Sering kali, sebuah ranting juga digantung di langit-langit rumah. Krans Natal digantung di depan pintu sebagai simbol keberuntungan.
Di Jepang, ada pendeta yang disebut "Hoteiosho" --versi lain Sinterklas. Ia digambarkan sebagai pria tua baik hati yang memanggul tas besar. Beberapa rumor mengatakan bahwa ia memunyai mata di bagian belakang kepalanya. Penting bagi anak-anak untuk bersikap baik saat tersiar kehadiran Hoteiosho
Tahun Baru
Tahun Baru merupakan hari raya terpenting dalam kalender Jepang. Pada malam Tahun Baru, seluruh rumah dibersihkan dari atap sampai lantai bawah. Seluruh rumah dihiasi untuk menyambut hari itu. Saat segala sesuatu telah bersih dan rapi, seisi rumah memakai pakaian yang paling bagus, sering kali mereka memakai baju nasional Jepang --kimono. Kemudian, kepala keluarga berjalan mengelilingi rumah sambil diikuti seisi rumah untuk mengusir roh-roh jahat. Ia melempar buncis kering ke setiap sudut rumah agar roh-roh jahat keluar dari rumah dan keberuntungan masuk ke rumah. Seluruh keluarga pergi ke kuil Shinto, menepukkan kedua tangan mereka untuk menarik perhatian tuhan mereka dan memohon peruntungan. Sering kali, kesialan-kesialannya dibakar, namun variasi kebiasaan itu tergantung pada kuil dan tuhannya
Sepanjang hari terakhir dalam setahun, orang Jepang disibukkan dengan berbagai tradisi "toshi koshi" (melewatkan tahun). Malam pergantian tahun (31 Desember hingga 1 Januari pagi hari) disebut "joya" (malam tahun baru), dan merupakan kesempatan berkumpul bagi anggota keluarga. Pada malam pergantian tahun tahun baru, di Jepang terdapat tradisi memakan soba yang disebut toshikoshi soba dan ikan sarden (toshikoshi iwashi). Selain itu, orang Jepang memiliki tradisi menyambut toshigami (dewa tahun baru) dengan cara tidak tidur hingga di pagi hari. Orang yang lekas tertidur dipercaya rambutnya menjadi beruban. Di malam pergantian tahun, kuil-kuil Buddha melakukan tradisi membunyikan genta malam tahun baru sebanyak 108 kali yang melambangkan jumlah nafsu manusia. Salah satu acara televisi untuk menyambut pergantian tahun adalah NHK KÅhaku Uta Gassen.
Sumber: