Pada postingan sebelumnya, yaitu bagian 1, saya sudah menjelaskan beberapa mengenai candi-candi di Kompleks Candi Muaro Jambi. Nah, pada bagian 2 ini, saya akan melanjutkan postingan sebelumnya tersebut. Selamat membaca. ^^
.
.
.
.
.
.
Semoga informasi dari saya bermanfaat bagi Anda. Terima kasih dan lestarikan peninggalan sejarah di Indonesia! ^^
- Candi Astano
Candi
Astano merupakan pemakaman. Astano artinya makam atau kuburan. Nama Candi
Astano juga berasal dari masyarakat. Di sana merupakan bekas semacam tempat
untuk kremasi (tempat upacara pemakaman mayat).
(Candi Astano)
- Candi Gedong
Candi Gedong terdiri dari Candi Gedong I dan Candi Geong II. Candi
Gedong I dan Candi Gedong II berada di tempat yang berdekatan. Di antara Candi
Gedong I dan Candi Gedong II terdapat pembatas dan pintu masuk dimana Candi
Gedong II merupakan bangunan utama. Di sana juga terdapat bata-bata asli dari
bangunan Candi Gedong. Bata-bata tersebut sengaja dibiarkan dan diletakkan di
tempatnya agar orang-orang dapat melihat bagaimana bentuk Candi Gedong saat
ditemukan.
(Candi Gedong I)
(Pintu Gerbang Candi Gedong II)
(Pintu Gerbang Candi Gedong II)
(Candi Gedong II)
- Candi Kedaton
Pada
dinding Candi Kedaton ini ada yang berbeda, yaitu terdapat ukiran pada dinding
candi tersebut. Di Candi Kedaton terdapat makara-makara, yaitu makara yang
berbentuk belalai gajah dan seekor kera, dan makara yang berbentuk belalai
gajah dan ular. Makara ini diletakkan di kiri dan kanan pintu masuk, dimana
makara dipercaya sebagai penolak bala.
(Candi Kedaton)
(Makara berbentuk belalai gajah dan seekor kera)
(Makara berbentuk belalai gajah dan ular)
- Candi Kotomahligai
Pada
Candi Kotomahligai terdapat banyak pohon-pohon besar. Pohon tersebut bernama
Pohon Sialang. Candi Kotomahligai terdapat di bawah batang pohon-pohon
tersebut.
(Candi Kotomahligai)
(Pohon Sialang)
- Manapo
Manapo
ialah gundukan tanah yang di dalamnya terdapat struktur bata.
(Manapo Sungai Jambi -- 32)
(Manapo Parit Duku -- 33)
(Manapo Sungai Melayu -- 36)
(Manapo Gedong I -- 44)
- Kompleks Candi Muaro Jambi
S.
C. Crooke adalah orang yang pertama kali menemukan candi-candi di sini. Dia
meninggalkan catatan dan pada tahun 1922 orang Belanda yang bernama Schnitger datang berdasarkan catatan S. C. Crooke. Mereka melakukan
penelitian, penggalian, dll. Kemudian pada tahun 1956, baru dilanjutkan oleh
arkeolog Soekmono. Lalu pada tahun 1978 baru melakukan proses pemugaran. Catatan
tersebut masih ada dan disimpan.
Candi-candi
di kompleks ini ditemukan dari dalam tanah. Sebelumnya tertimbun seperti bukit.
Para arkeolog menggali tanah tersebut, kemudian melakukan pemugaran. Mereka
menggali, kemudian menimbun tanah-tanah tersebut, lalu melakukan rekonstruksi
di atasnya.
Pintu
gerbang tiap-tiap candi selalu menghadap ke timur. Hal ini disebabkan karena
pada ajaran Budha, matahari selalu terbit dari arah timur. Maka dari itu,
setiap pintu gerbang menghadap ke timur.
Candi-candi
pada kompleks ini merupakan percandian agama Budha Mahayana.
Sumber:
Ketua Organisasi Dwarapala Muja
(Penjaga Muarajambi): Abdul Haviz
Kesimpulan dari saya:
Setelah diteliti, Candi Muarajambi merupakan
percandian agama Buddha Mahayana. Hal ini dikuatkan dengan ditemukannya
artefak-artefak. Para biksu dari dalam negeri maupun mancanegara telah banyak
mengunjungi candi-candi yang ada di kompleks percandian. Apalagi setelah
ditemukannya makara di Candi Kedaton. Candi Kedaton merupakan candi terbesar
yang ada di kawasan percandian. Untuk melakukan perjalanan ke sana memakan
waktu yang cukup banyak karena lokasinya yang memang cukup jauh dari pusat
informasi.
Di Candi Gedong, terdapat berbagai
tanaman, salah satunya pohon yang dapat menghasilkan kayu terbaik. Ada juga
pohon karet, dan lain-lain. Di depan Candi Gedong II, juga terdapat Bunga
Bangkai yang telah membusuk. Warnanya hitam dan tidak mengeluarkan bau apapun.
Saat keluar dari Candi Kotomahligai pun juga terdapat jamur yang sangat besar
di salah satu batang pohon.
Selama perjalanan juga kita dapat
menemukan hewan-hewan seperti kelabang dan anak kalajengking yang sering
terdapat di tumpukan bata-bata.
Suasana di kawasan Candi Muarajambi nyaris mirip
seperti hutan. Karena masih adanya pohon-pohon rindang dan jalan-jalan setapak.
Apalagi Percandian Muarajambi ini dekat dengan pemukiman penduduk..
.
.
.
.
.
Semoga informasi dari saya bermanfaat bagi Anda. Terima kasih dan lestarikan peninggalan sejarah di Indonesia! ^^